Cerita dewasa jilbab bersambung, cerita dewasa jilbab diperkosa, cerita dewasa jilbab mesum, cerita dewasa jilbab terbaru, cerita dewasa jilbaber video mantan hisap kontol dimobil bugil di dalam toilet kereta api colmek pakai botol saos open bo live ngentot disepongin adik sampai crot masukin pepaya ke memek hijab lagi colmek kepergok kakek dipaksa ngemut di toko buku sange ngentot diruang tamu memek tembem mendesah manja lihat tv sambil ngentot colok memek sempit becek anak sange ngentot ayah cerita dewasa ngewe bude.
Cerita Ngewe Hijab Binal
Cerita Ngewe Hijab Binal |
Pandanganku tak bisa lepas dari beliau, namanya Bu Aida Sulistyawati
(Aida), salah satu guru yang menjadi idola para cowok di sekolah kami.
Dengan hijab putih, kemeja batik korpri dan rok hitam panjang serta
kacamata persegi panjang kecil yang memberi kesan wanita terpelajar dan
disiplin khas kharisma seorang guru, melangkah melewati aku dan
teman-temanku yang sedang duduk di kursi lorong sekolah kami, dan kontak
mata tak dapat terhindarkan sehingga kami merasa harus melemparkan
senyum kepadanya, dan tentu saja dibalas senyuman cantik darinya.
“Eh cuy liat tuh bu Aida, bodinya buset dah gitar spanyol” kata Rian
temanku yang paling tengil sambil meliukkan tangannya membentuk gitar
bayangan di udara setelah bu Aida masuk ke ruangan guru.
Ucapan Rian dan ekspresinya sontak membuat kami tertawa, kenyataan
memang guru Bahasa Inggris kami itu memiliki body super sexy, pinggang
yang langsing dan perut yang rata, payudara yang besar menonjol bulat
dari dalam kemeja batiknya, serta kulit putih mulusnya yang begitu
terawat, pastinya akan membuat mata lelaki tak henti memandangnya.
Baca juga: Ada Gairah yg Binal di Madrasah! (klik di gambar)
kenyataan bahwa ibu guru ini berjilbab membuatnya semakin “bernilai
tinggi” diantara kami para ABG ini. darah muda kami sering menggelegak
jika melihat wanita Muslimah yg dewasa dan sematang bu Aida
berpenampilan menantang seperti itu
“Kalo gua mah suka liat wajahnya cuy, matanya yang agak sipit itu terus
hidung yang mancung, dan yang paling gak tahan bibirnya yang tipis pink
itu loh hmmmm nyuuuuuu” ucap Fajar sambil mencucukan bibirnya yang agak
monyong itu seperti akan berciuman membuat kami kembali tertawa.
“MILF tuh coy!” timpal Budi yang terkenal sebagai si raja bokep.
“MILF? Apaan tuh?” tanyaku penasaran.
“Mother I Like to Fuck …wanita dewasa yang sudah beranak tapi masih hot,
masa lu sering pinjem DVD dari gua tapi gak tau Den?” jawabnya, “doi
kan udah punya anak satu tapi masih singset gitu loh”
“Ah elu… dia tuh muslimah taat men! jangan begitu dong ach” sambarku
“jilbab bu Aida itu cuman hiasan kepala aja, rata-rata pengajar disini
memang berjilbab. bu Aida pasti ikut-ikutan doang. kalo konsisite dengan
pakaian muslimah syariah, harusnya pake hijab yg syariah juga dong”
sahut Budi
Aku cengengesan dan mangut-mangut mendengar penuturan Budi. Bukan hanya
aku dan teman-temanku yang mengidolakan guru kami tersebut, tetapi
hampir seluruh sekolah mendambakannya guru berjilbab yg seksi ini
Jam pelajarannya adalah yang paling dinanti-nanti terutama para cowok.
Karena kecantikan dan keseksian bu Aida, aku dan siswa cowok lainnya
sempat kesulitan mengikuti pelajarannya, sebab sibuk memperhatikan
bokong bu Aida ketika dia sedang menulis, bahkan berfantasi bisa ML
dengannya seperti cerita-cerita mesum antara guru cantik dan muridnya di
bokep Jepang.
Oh iya aku lupa memperkenalkan diri, nama lengkapku Aceng Fikri atau
biasanya dipanggil Aceng, umur 16 tahun, siswa sebuah SMA negeri di
ibukota dan aku masih kelas satu. Sebenarnya tidak ada masalah dengan
namaku sampai beberapa tahun lalu mantan bupati Garut yang namanya
kebetulan sama denganku melakukan skandal kawin siri dengan ABG plus
pernyataannya di media yang lebih mirip germo daripada pejabat yang
baik. Gara-gara kemesuman si bupati aku kadang menjadi bahan olok-olok
beberapa temanku.
“Ceng…Ceng udah sesuai speknya belum nih?”
“Ceng….udah siriin aja!”
“Murah kok Ceng gak sampe dua ratus lima puluh juta”
Kira-kira gitu deh olok-olok yang sering ditujukan padaku dari
teman-teman ngumpulku, memang sih maksudnya bukan untuk bully atau
merendahkan, iseng aja jadi aku pun tidak mengambil hati. Dari segi
tampang maupun dompet aku bukan termasuk yang keren kok, keluargaku
biasa-biasa saja, tampangku mirip Andika Pratama (kalau dilihat dari
stasiun ruang angkasa pake teleskop mainan, kalau dari dekat sih harus
puas seperti Andika Kangen Band, hehehe….)
Sebagai junior yang termasuk cupu sering kali dikerjai oleh seniorku di
kepramukaan, seperti hari ini, aku harus membersihkan ruang pramuka yang
kotor berantakan usai pramuka. Dan sialnya lagi aku harus
membersihkannya seorang diri. Membersihkan ruangan pramuka yang besar
seorang diri ternyata cukup memakan waktu, tak terasa jam sudah
menunjukkan pukul lima sore. Akupun bergegas membersihkan ruangan ini
sebab tadi kulihat lewat jendela, awan gelap nan tebal mulai menyelimuti
langit sore, pertanda akan hujan besar. Dan benar saja ketika aku
hendak bersiap untuk pulang, hujan turun dengan derasnya, tanpa gerimis
langsung saja turun dengan lebatnya, karena hujan terlanjur turun
terpaksa aku harus menunggu hujan reda atau setidaknya mengecil agar
bisa pulang.
Awal Mula
Namun seperti kata pepatah, di balik kemalangan siapa tahu ada
keberuntungan, itulah yang terjadi pada diriku, hari itu lah yang
mengubah Aceng yang culun dan cuma tahu seks dari film dan internet
menjadi seorang petualang seks. Ketika sedang melamun memandang lapangan
sekolah yang diguyur hujan lebat, kulihat bu Aida sedang setengah
berlari sambil melindungi kepalanya dengan map plastik menyeberang ke
gedung seberang, dan mungkin karena menggunakan hak sepatu yang cukup
tinggi, ia terhuyung dan tergelincir jatuh ke genangan air. Aku yang
melihatnya langsung berlari menghampirinya.
“Bu gak apa-apa Bu?” tanyaku sambil membantunya berdiri.
“Sepertinya kaki ibu terkilir, duh” jawab bu Aida sambil melepas kedua
sepatunya dan sambil memegang tanganku, berjalan perlahan ke ruang UKS.
Entah kenapa hari ini suasana sekolah sepi sekali dan kurasa penjaga
sekolah kami sedang sibuk bermain kartu dengan abang bajaj di jalan
seberang sekolah. Untunglah ruang UKS tidak terkunci, kemudian ku
dudukkan bu Aida di kursi dan aku bergegas mencari betadine dan apa saja
yang mungkin berguna. Dan tak lama kemudian aku kembali menghampiri bu
Aida dengan betadine dan koyo panas yang berhasil kutemukan.
“Gak usah rusuh gitu, Ibu gak apa-apa kok, cuma terkilir doang, gak parah juga” kata bu Aida sambil tersenyum kepadaku.
“Oh syukurlah kalo begitu” kataku bersyukur dan kemudian duduk di kursi
di seberang bu Aida. Akibat menolong bu Aida tadi sekarang seragamku
jadi basah kuyup dan sempat membuatku kedinginan, tetapi kemudian rasa
kedinginan itu hilang berganti dengan degup jantungku yang berdegup
kencang, bagaimana tidak akibat terjatuh tadi bu Aida juga menjadi basah
kuyup dan yang membuatku terkejut yaitu sepertinya bu Aida tidak
menggunakan bra sebab kini payudaranya tercetak lumayan jelas dan tampak
tonjolan putingnya yang cukup jelas. Melihat hal ini membuat aku ingin
pingsan rasanya, dan herannya bu Aida sepertinya cuek saja dengan
penampilannya.
“Nama kamu siapa?” tanya Bu Aida kepadaku
“Aceng Bu, dari kelas 1A”jawabku sambil setengah gugup.
“Oh berarti kamu murid saya dong, duh saya masih belum hafal” kata bu
Aida tersenyum sambil memeras air dari rambut hitam sepundaknya yang
basah, lalu menjepitkan poni sampingnya ke atas, sehingga tampaklah
wajah cantiknya dan juga payudaranya yang samar tercetak, membuatku
merasa panas dan tentunya penisku di dalam celana juga menggeliat ingin
bangun. karena melihat aku gelisah bu Aida kemudian tertawa kecil, dan
hal itu cukup membuatku terkejut.
“kamu kok jadi grogian gitu, mencurigakan sekali” komentar bu Aida sambil menahan tawa
“Ah, ngga…ngga ada apa-apa kok bu”jawabku gugup
“Hayoooo ngeliatan ini kan” kata bu Aida
Refleks aku mendongak utk melihat dan langsung saja aku terkejut ketika
bu Aida menunjukan jari ke arah bukit kembar yg membusung di dadanya.
Kali ini aku menganga tak tau harus bagaimana, sambil menahan malu aku
menunduk terdiam, dan wajahku kini memerah bak kepiting rebus.
Memang sejak liburan beberapa pekan yang lalu penampilan Bu Aida mulai
berubah menjadi lebih menggoda seperti misalnya rok panjang tapi lebih
ketat dari sebelumnya dan ataupun pakaian yang memperlihatkan lekukan
tubuhnya, kemeja yang tipis dengan bra berwarna gelap. mesi demikian
jilbab tetap ia kenakan/ inilah yg membuat ABG di sekolahan kami sungguh
blingsatan melihatnya. Memang tidak terkesan seksi murahan, lebih
pantas mungkin disebut provokatif atau seksi yang elegan. Tentunya
pemandangan ini membawa kesegaran sekaligus kadang merusak konsentrasi.
Melihat aku menjadi salah tingkah ibu Aida sepertinya merasa bersalah dan kemudian duduk di sebelahku.
“hihihi… udah gapapa wajar kok anak lelaki seusiamu berpikir dan
tertarik melihat itu” kata bu Aida sambil tersenyum lebar sambil
mengelus kepalaku, tetapi aku diam saja tak menyahut karena masih malu
karena ketahuan akan perbuatanku.
Kali ini bu Aida sepertinya benar-benar merasa bersalah, kemudian
kurasakan tanganku di pegangnya dan di tarik perlahan, dan beberapa
detik kemudian kurasakan telapak tanganku menyentuh sesuatu yang
luarbiasa lembutnya dan juga ada seperti jelly kenyal di tengah telapak
tanganku, sontak aku menoleh kesamping dan tak percaya akan yang
kulihat, tanganku berada di dalam baju bu Aida dan lebih tepatnya yaitu
di payudara bu Aida, bongkahan kenyal yang selama ini menjadi fantasiku
dan teman-temanku.
“ih kenapa melongo begitu, anggap aja hadiah buat kamu udah bantuin ibu
tadi sama permintaan maaf ibu udah bikin kamu salah tingkah, kalo mau
remes ya diremas saja” kata bu Aida.
mendengar ucapan bu Aida, kemudian dengan perlahan kuremas payudara kiri
bu Aida, susah kujelaskan dengan kata-kata karena ini pertama kalinya
aku memegang payudara wanita, dan sekalinya payudara idaman dan pujaan
di sekolahku, sensasi lembut dan kenyal seperti meremas balon beludru
berisi air, belum lagi putingnya yang berwarna coklat muda sangat
menggemaskan, membuatku tak dapat untuk menahan diri mencubitnya. Rasa
gemasku yang menjadi-jadi ini, membuatku lepas kendali kini tanganku
yang satunya sudah berada di payudara kanan bu Aida dan ikut merasakan
kenikmatan sensasi lembut kenyal.
“Iii…ibu gak pake BH?” tanyanya tergagap tidak percaya mendapat kesempatan emas ini.
“Kaitannya putus tadi, jadi supaya nyaman ibu lepas aja biar enak mumpung mau pulang juga, taunya malah ketemu kamu” jawabnya.
Melihat kecanggunganku bu Aida hanya tertawa kecil, menganggap hal yang
kulakukan sesuatu yang lucu. Masih diliputi rasa penasaran dengan
payudara bu Aida, kulingkarkan jari jempol dan telunjukku di pangkal
payudaya bu Aida lalu kutarik payudara bu Aida ke depan sehingga kini
menjadi lonjong dan putingnya menonjol mengeras, dengan perlahan
kumasukkan puting itu ke dalam mulutku, kunikmati sensasi lembut
payudara bu Aida di bibirku lalu kuhisap putingnya seperti bayi menyusu.
Inilah puting payudara kedua yang kunikmati setelah puting ibuku ketika
aku masih orok dulu.
“Mmmmhhh…hisap terus Ceng….enak itu” desah bu Aida yang kini sudah sangat terangsang.
Aku pun melaksanakan apa yang dimintanya, mulutku mengenyot, menjilati
dan menghisap-hisap payudaranya yang bulat dan indah itu hingga beberapa
menit kemudian ketika kulepaskan payudara itu sudah basah oleh ludahku
dan merah-merah akibat cupangan.